Peradaban Mesir berkembang di lembah sungai nil. Bagi bangsa Mesir , sungai Nil adalah merupakan sumber kehidupan karena pada bulan september sungai naik setingi-tingginya menggenangi seluruh lembah sungai. Kampung-kampung dan jalan-jalan tidak tergenang karena kampung-kampung dibangun diatas bukit dan jalan-jalan dibuat diatas tanggul. Setelah banjir berlalu, air yang surut perlahan-lahan meninggalkan endapan lumpur yang subur yang membedakan lembah sungai nil dengan daerah gurun tandus yang mengelilinginya. Lumpur yang subur itulah yang membuat Mesir menjadi lumbung gandum sehingga Herodotus menyebut Mesir sebagai negeri hadiah sungai nil dan di daerah lembah yang subur itu pula hidup tumbuhan papyrus yang oleh bangsa Mesir dipakai untuk pembuatan kapal serta diolah menjadi kertas. Peradaban Mesir yang tinggi dapat diketahui dari kebudayaannya pada waktu itu, seperti :
a. Pemerintahan
Bangsa Mesir kuno telah mengenal bentuk kerajaan. Kerajaan yang pertama kali didirikan adalah Mesir utara dengan ibu kota Memphis oleh raja Menes. Kemudian Ia menaklukan daerah selatan dan memindahkan ibu kota ke selatan dengan membangun kota Thebe. Sejak itulah raja mesir disebut raja mesir utara dan raja mesir selatan atau mesir hulu dan mesir hilir, serta mengenakan mahkota kembar yang melambangkan kedua kerajaan itu. Mahkota tersebut dihiasi dengan relief ular keramat, yakni lambang kehidupan dan kebijaksanaan.
Raja memerintah di ibu kota Thebe yang megah dan indah, disehani dan dihormati oleh raja-raja asing. Raja mesir yang dikenal sebagai penakluk adalah Thutmosis III, sedangkan yang dikenal pembwa mesir ke puncak kejayaan adalah Amenhotep III.
b. Kepercayaan
1. Polytheisme
Bangsa mesir kuno percaya adanya dewa-dewa. Mereka memuja banyak dewa dengan dewa matahari sebagai dewa tertingginya, yang dipuja dengan sebutan dewa Ra atau Re atau Amon. Selain Ra mereka mengenal dewa-dewa lain seperti :
a) Osiris
Osiris merupakan dewa di dunia roh orang yang meninggal. Menurut kepercayaan, Osiris pernah menjadi raja mesir, tetapi terbunuh oleh Seth ( dewa kegelapan ) dan roh Osiris kemudian menjadi dewa.
b) Isis (Istri Osiris)
Sebelum bangsa mesir mengetahui bahwa air sungai nil berasal dari mata air yang berada di daerah Uganda dan Ethiopia, mereka percaya bahwa banjir Sungai nil disebabkan oleh air mata dewa Isis yang menangisi suaminya (Osiris) karena terbunuh oleh Seth.
c) Horus (Putra Isis dan Osiris)
Horus digambarkan sebagai dewa berkepala elang. Di Heliopolis Ia disamakan dengan Re dan disebut Atum.
d) Anubis
Dewa maut berkepala anjing gurun bertugas menimbang kejahatan dan kebaikan seseorang setelah mati.
e) Thot
Dewa yang berkepala burung bangau bertugas mencatat hasil timbangan Anubis. Selain dewa-dewa tersebut masih banyak lagi yang lain yang menguasai kekuatan alam.
Kepercayaan yang polytheis ini pernah dihapus oleh raja amenhotep IV. Ia meragukan bahwa matahari adalah dewa. Amon dan dewa-dewa lainnya sebenarnya makhluk biasa yang dijadikan dewa oleh masyarakat. Menurut amenhotep IV pada Tuhan yang disembahnya adalah tuhan yang menjadi sumber kegembiraan tidak berbentuk atau bertokoh, Ia adalah roh yang tidak berbentuk manusia. Tuhan tidaklah sama dengan matahari, tetapi pemberi kekuatan kepada matahari untuk memancarkan sinarnya terutama pada bibit tanaman supaya tumbuh. Dengan demikian, Amenhotep IV adalah seorang monotheis. Tuhan yang disembahnya itu disebutnya Aton dan tidak boleh diarcakan, karena Aton tidak mempunyai bentuk. Dalam pembuatan relief Ia digambarkan dengan cakra yang memancarkan sinar matahari.
Ia memerintahkan untuk mengahapuskan semua nama yang memakai nama Amon. Ia sendiri mengganti namanya dari Amenhotep menjadi Ichnaton atau Achnaton. Agama monotheis ini hanya berkembang selama pemerintahan Ichnaton. Setelah Ia wafat bangsa mesir kembali memuja dewa Ra. Dalam hal ini peranan kaum padri dewa Amon re sangat besar, bahkan juga dilingkungan pemerintahan.
2. Kepercayaan Pada hari akhir
Bangsa mesir percaya bahwa akan ada kehidupan baru setelah kematian. Mereka percaya bahwa roh orang mati akan merasa beruntung jika harta miliknya di dunia ada besertanya. Oleh karena itu, pada waktu pemakaman disertakan pula bekal kubur (funeral gift) seperti senjata, pakaian, perhiasan, bejana-bejana berisi makanan kesukaannya, kadang-kadang juga disertakan bersama baginda orang-orang yang sangat dekat dengan raja, seperti pendeta, juru masak, ahli musik, pelayan, pengawal, dan lain-lain. Di samping itu, dalam makam dibuatkan pula rumah-rumahan, kebun, ternak, patung kecil yang menggambarkan budak-budaknya, serta kapal-kapalan untuk berlayar ke akhirat, sedangkan didalam sarkofag disertakan pula buku kematian (buku maut) yang dikalungkan di leher mummi yang berisi silsilah hidupnya dan mantra yang akan memudahkan jalannya roh menuju kerajaan abadi.
Roh orang yang mati akan menjadi penghuni kerajaan Osiris di akhirat, tetapi roh itu harus bersih. Untuk itu, Anubis akan menimbang amal perbuatan almarhum. Pada waktu penimbangan itu Anubis didampingi oleh Thot yang bertugas mencatat hasilnya . jika roh itu kotor karena almarhum banyak dosa maka ia akan menjadi mangsa makhluk neraka yang bagian depanya seperti buaya, badannya seperti badan singa dan bagian belakangnya berbentuk kuda nil. Jika jiwanya bersih maka ia akan diterima di kerajaan Osiris yang abadi.
Roh itu dapat disempurnakan di akhirat jika jasadnya tidak rusak, tetap terpelihara, yaitu dengan cara :
a) Membalsam mayat
Mayat dibedah untuk mengeluarkan otak, isi dada, dan perut. Setelah diberi rempah-rempah isi dalam ini dimasukan kedalam geleta (kendi/buyung berleher panjang), kemudian disimpan dalam peti batu yang ditutup lagi dengan arca kepala anjing, sedangkan badannya setelah direndam dalam air garam selama beberapa ahri agar tidak rusak kemudian dibalsam. Rongga dada dan perut diisi dengan rempah-rempah kemudian dijahit. Setelah itu, seluruh badan dibebat dengan kain lenan putih, lalu dimasukan kedalam sarkofag. Mayat yang telah dibalsam ini disebut mummi. Di atas wajah mummi diletakan lukisan wajah atau topeng wajah.
b) Menuliskan nama
Menuliskan nama almarhum pada sehelai papyrus dan meletakannya dalam sarkofag, diatasnya dan pada dinding makam.
c) Merawat makam dengan baik agar tetap utuh.
Mereka juga mempercayai adanya Ka. Yaitu penjelmaan jasad. Jika makam terawat baik dan disertai bekal kubur maka roh dan Ka sewaktu-waktu pergi ke alam akhirat. Untuk itu, dibuatkan pintu palsu, yaitu gambaran berupa pintu pada dinding. Melalui pintu inilah Roh dan Ka pergi ke Akhirat.
c. Bangunan
Bangsa mesir kuno meninggalkan hasil kebudayaan berupa bangunan yang sampai sekarang menimbulkan kekaguman bagi yang melihatnya, baik dalam hal bentuk, teknik, maupun seninya. Hasil bangunan itu antara lain :
1. Makam
Selain untuk menyimpan mummi, makam juga mencerminkan status sosial almarhum. Raja, orang-orang kaya, dan orang-orang berpangkat memiliki makam yang indah dan megah dengan bekal kubur yang sangat berharga. Makam mesir kuno berupa:
a) Mastabha
Kuburan yang berbentuk piramida berpancung ini biasanya diperuntukan bagi orang kaya/terpandang. Mastabha banyak dibangun dalam kelompok besar sekitar makam raja sehingga menjadi suatu kota kuburan (necropolis) dengan mustabha di kanan kiri jalan. Raja mesir yang pertama, Raja Menes, juga dimakamkan didalam mastabha.
b) Piramid
Makam raja-raja mesir yang berbentuk limas disebut piramid. Piramid baru mulai dibangun sejak dinasti ketiga. Piramid yang pertama kali dibangun adalah piramid di Duschur kemudian dibangun piramid bertetangga dekat Sakara. Yang besar dan terkenal adalah piramid Cheops, Chepheren, dan Menkure (Khufu, Khafre, dan Menkure) di Giza yang dibangun oleh dinasti ke-4 (± 2900 – 2700 SM). Piramid yang dibangun oleh raja-raja dari dinasti ke-12 lebih kecil dan kurang bagus bentuknya. Tiap-tiap piramid mempunyai kuil kecil tempat keluarga almarhum memuja dewa-dewa mereka.
c) Makam pada kulit padas
Makam raja-raja pada masa Kerajaan Mesir Baru tidak berbentuk piramid, tetapi digali di tempat yang sepi di daerah pegunungan di sebelah barat kota Thebe. Tangga-tangga, terowongan-terowongan, ruang-ruang jenazah dibuat jauh di dalam tanah padas atau di tebing-tebing yang lubangnya ditutup rapat-rapat sehingga tidak meninggalkan bekas. Hal ini penting untuk menjaga dari perampokan terhadap makam.
Makam dari dinasti ke-18,19, dan 20 ini berjumlah sekitar 100 buah, yang terdiri atas makam raja-raja dan ratu-ratu, yang terbesar adalah makam Raja Set I. makam raja Tut Anch Amon ditemukan pada tahun 1922. Bagi sejarah politik menantu raja Ichnaton ini tidak ada artinya, tetapi penemuan makamnya mempunyai arti yang penting terutama untuk mengungkapkan rahasia piramid. Di dalam makamnya terdapat bekal kubur yang banyak, indah dan mahal nilainya. Bekal kubur yang terpenting kemudian disimpan di musium London, sebagian lagi disimpan di musium kairo, sedangkan mumminya dikembalikan lagi ke dalam ruangan jenazah, tempat mummi bersemayam selama tiga puluh abad.
Daerah tempat makam raja-raja itu disebut lembah raja-raja. Dengan demikian, bentuk makam raja-raja mesir mengalami perkembangan dari bentuk mastabha, piramid tangga, piramid besar, piramid kecil, dan akhirnya makam bukit padas.
2. Kuil
Kuil-kuil yang besar terutama dibangun pada masa kerajaan mesir baru. Sisa-sisa peninggalan dijumpai di bekas kota Thebe, di desa karnak dan Luxor untuk memuja Amon Ra, kuil horus di Edfu masih terawat dengan baik. Kuil philae Eliphantine di delta sungai nil merupakan kuil yang sangat indah untuk memuja isis. Adapun susunan kuil pada umumnya sebagai berikut:
a) Jalan lurus menuju kuil dengan hiasan patung sphinx di sisi kanan dan kirinya.
b) Pintu masuk terletak di antara dua menara (pylon) dengan dinding yang miring.
c) Di balik pintu gerbang terdapat lapangan yang dilingkari tiang-tiang dan di tengah lapangan itu terdapat tempat untuk meletakan sesaji.
d) Di belakang lapangan terdapat ruangan bertiang dengan atap datar.
e) Bagian yang paling belakang terdapat ruangan yang gelap dan angker, yaitu cella tempat meletakan arca dewa. Makin jauh masuk ke dalam kuil, lantai semakin tinggi, sedangkan atap semakin rendah. Ini melambangkan bahwa bumi dan langit berdekatan di cella, di tempat raja berfungsi sebagai perantara antara manusia dan dewa. Tiang-tiang yang ada di dalam kuil ada yang berupa tiang bulat dan licin, ada pula tiang berkas, yaitu yang berbentuk berkas gagang bunga papyrus, sedangkan kapital (kepala tiang)nya ada tiga jenis, yaitu kapital putik, menyerupai kuncup teratai, kapital mekar, merupakan bunga papyrus yang mekar, kapital hathor, berbentuk segi empat, dan pada ke empat sisinya dipahatkan patung kepala Dewi Isis Hathor.
3. Kuil bukit padas
Selain kuil biasa ada pula kuil yang dibangun di bukit karang. Yang terkenal adalah Kuil Ratu Hatschepsut di Dar el Bahri dan Kuil Abu Simbel. Kuil Ratu Hatschepsut berasal dari tahun 1500 SM. Tangga yang menuju kuil dipenuhi dengan tanaman yang didatangkan dari Somalia. Di lembah sungai Nil berseberangan dengan kuil Hatschepsut itu terdapat kuil dan istana Medinet Habu yang dibangun oleh Ramses III, sedangkan jauh di sebelah selatannya adalah kuil abu simbel yang dibangun oleh ramses II.
Kuil Abu Simbel yang dibangun pada tahun 1250 SM itu terdiri atas dua buah kuil. Kuil Abu Simbel mempunyai beranda dihiasi dengan enam patung tegak setinggi 12 meter, empat patung duduk setinggi 20 meter yang merupakan patung Ramses II. Di dalam kuil terdapat empat buah ruangan. Ruangan pertama adalah yang terbesar. Langit-langitnya tinggi, disangga oleh delapan tiang besar di hadapan patung Ramses II setinggi 10 meter yang dilambangkan sebagai Osiris. Pintu masuknya di sebelah timur sehingga cahaya matahari pagi dapat menerobos masuk ruangan dan menyinari patung dewa dan raja. Di dalam cella terdapat kapal tiruan, yaitu kendaraan Amon Re jika mengadakan penjelajahan langit.
Kuil Abu Simbel yang ditemukan pada tahun 1812 terancam oleh naiknya air bendungan Aswan (Danau Nasser) maka Kuil Abu Simbel dipindahkan dari tempatnya semula. Dengan bantuan Unesco Abu Simbel dipindahkan sejauh 60 meter lebih tinggi 3,65 meter di atas permukaan air tertinggi.
4. Pero
Pero adalah gedung besar tempat raja menjalankan tugas pemerintahan. Di gedung ini raja bekerja menurut jadwal yang diatur dengan teliti. Orang yahudi yang selama bergenerasi tinggal di Mesir, mengucapkan Pero dengan lafalnya sendiri, yaitu Pharao/Faraoh. Dari perkataan Faraoh inilah Raja Mesir yang bekerja didalamnya di sebut Firaun.
5. Obelisk
Tiang-tiang agung yang dibangun untuk memuja dewa Ra/Amon/Re disebut Obeliks. Biasanya didirikan di depan Pylon. Pada bagian atas Obeliks dipahatkan nama raja pembuatnya dengan huruf hieroglif.
d. Seni Patung
Seni patung mesir menggambarkan dewa-dewa maupun raja dan keluarganya. Seni patung mesir bukanlah seni patung lepas. Melainkan selalu berhubungan dengan perencanaan bangunan, seperti makam, kuil, dan lain-lain.
1. Sphinx adalah patung singa berkepala manusia yang melukiskan falsafah mesir kuno yang menggambarkan bahwa seseorang (terutama raja) hendaknya memiliki keberanian seperti singa, tetapi dikuasai oleh akal yang sehat sehingga bijaksana.
2. Patung manusia
Untuk membuat patung manusia ada dua syarat yang diutamakan, yaitu
a) Wajahnya serupa dengan yang meninggal
b) Jelas menunjukan kedudukan almarhum dalam masyarakat semasa hidupnya.
Maksud persyaratannya tersebut adalah bahwa wajah yang mirip akan menyebabkan Ka dapat menempatinya lebih lama dari pada dalam jasad aslinya, atau dapat dianggap sebagai pengganti mummi yang dimakamkan di tempat itu sehingga karena sesuatu sebab mummi menjadi rusak atau hilang maka Ka dapat pindah ke patung tersebut. Itulah sebabnya patung pengganti mummi yang diletakan di makam dibuat dari bahan yang tidak mudah rusak, misalnya patung Chepheren (Khfre) dibuat dari batu diorit, yaitu sejenis batu yang hijau kehitaman.
Beberapa sikap yang ditentukan dalam pembuatan patung adalah:
1. Tegak dengan sikap berjalan, kaki kiri di depan, dan kepala tegak lurus.
2. Duduk dengan sikap kaki dilipat kebelakang .
3. Berlutut.
4. Jongkok.
e. Relief
Relief mesir kuno ada yang dalam dan ada pula yang rendah. Kadang-kadang diberi warna atau ditambah keterangan atau cerita dalam huruf hieroglif. Relief dipahatkan pada makam dan kuil.
f. Seni lukis
Sebagai media seni lukis adalah papyrus. Fungsi lukisan terutama adalah untuk kelengkapan upacara kematian atau upacara agama. Seperti halnya relief, lukisan mesir kuno juga tidak mengenal perspektif. Bentuk manusianya sebagian tampak dari depan dan sebagian lagi tampak dari samping, serta tidak memakai bayangan.
Laki-laki dilukis dengan warna merah kecoklatan, sedangkan wanita dilukiskan dengan warna kuning. Muka kelihatan dari samping sementara badan menghadap ke muka. Gambaran ini menggambarkan ekspresi hasil pemikiran, bukan gambaran yang sebenarnya.
Perubahan dalam seni lukis mesir kuno terjadi ketika Hellenisme masuk ke mesir. Lukisan yang telah mendapat pengaruh hellenisme dinamakan lukisan fayum menurut tempat penemuannya.
g. Tulisan
Salah satu ciri kemajuan peradaban suatu bangsa adalah mengenal tulisan. Tulisan mesir kuno adalah berupa tulisan gambar dan disebut hieroglif. Hiereus berarti imam, gluphe berarti terukir. Hieroglif terdiri atas tujuh ratus buah gambar dan lambang dipakai dan dipelihara oleh para imam. Ada tiga bentuk hieroglif, yaitu
1. Ideogram, satu lambang merupakan satu kata lengkap,
2. Satu lambang merupakan satu suku kata,
3. Satu lambang sama dengan satu huruf.
Cara penulisannya pun ada tiga cara, yaitu dari atas ke bawah, dari kanan ke kiri, dan dari kiri ke kanan, sedangkan membacanya dari arah yang berlawanan. Berdasarkan pemakaiannya, hieroglif terdiri atas dua jenis, yaitu
1. Hieratik, hieroglif miring dan singkat, merupakan tulisan tangan, piagam, dan papyrus.
2. Demotik, hieroglif untuk keperluan sehari-hari.
Inskripsi yang terakhir dalam huruf hieroglif adalah dari tahun 394 M, karena setelah mesir diduduki oleh persia, para pendeta telah kehilangan kontak budaya, mereka tidak dapat lagi memahami huruf hieroglif. Rahasia huruf mesir kuno ini baru terungkap lagi pada tahun 1822 oleh Champeolleon. Ketika Champeolleon menemukan sepotong batu rosetta yang memuat tiga huruf, yaitu huruf hieroglif, demotik dan Yunani.
Dengan terungkapnya rahasia huruf hieroglif, terungkap pula inskripsi yang tergambar pada bangunan-bangunan mesir kuno. Ada yang berupa riwayat, kebijakan raja/pemerintahan, dan terbacalah hieroglif pada makam tut Anch Amon yang ternyata adalah sebuah mantara kutukan yang berbunyi terkutuklah bagi siapayang mengganggu tidur sang firaun.
h. Pelayaran dan Perdagangan
Sungai nil adalah sumber kehidupan bangsa mesir. Selain lumpur subur yang ditinggalkannya setelah banjir, sungai nil juga memberikan kemungkinan bagi bangsa mesir untuk berhubungan dengan bangsa lain melalui pelayaran perdagangan. Komoditi yang diperdagangkan dari mesir terutama gandum, barang-barang dari gelas kaca warna biru, kain lenan untuk layar kapal, dan papyrus.
i. Kertas
Lukisan dan tulisan sela dipahatkan pada dinding makam dan kuil juga dituliskan pada kertas yang terbuat dari papyrus. Kertas papyrus ini merupakan komoditi yang dibutuhkan oleh negara lain seperti Phunicia. Dari nama bahan pembuatannya itulah orang inggris menyebut kertas dengan paper dan belanda menyebut papier.
j. Kesusastraan
Sejak lebih kurang 3000 SM. Mesir telah mengenal kesusastraan. Dilihat dari bentuknya, hasil kesusastraan mesir kuno ada yang berupa kitab talkin, nyanyian rindu dendam, dan puisi, sedangkan jika dilihat dari isinya, kesusastraan mesir kuno terdiri atas inskripsi raja, petuah raja, hymne untuk Ra, elegia (sajak duka), dan epos. Di antara hasil kesusastraan mesir kuno yang terkenal adalah petuah Amenemhet, elegia osiris, nyanyian Ramse, dan riwayat harta Rhampsenit.
Salah satu inskripsi raja Ramses II menyebutkan tentang usaha Moses (Musa) untuk membawa bangsa yahudi keluar dari mesir.peradaban mesir kuno telah memberikan sumbangan yang sangat berarti bagi dunia sampai masa kini antara lain berupa pengetahuan tentang sudut kemiringan 50˚ dalam seni bangunan agar bangunan tetap tegak, karena sudut kemiringan ini merupakan sudut yang paling tahan terhadapa gravitasi. Selain itu, layar perahu, kertas, dan bajak, dan roda juga mempercepat difusi kebudayaan yang dapat membawa kemajuan bagi bangsa lain.
Monday, March 28, 2011
Subscribe to:
Posts (Atom)